Peta Muntilan

Peta Ngluwar

Peta Pakis

Peta Salam

Peta Salaman

Peta Sawangan

Peta Secang

Peta Srumbung

Proposal dan TOR DAK Non Fisik 2018

Berikut adalah contoh dari Proposal dan TOR DAK Non Fisik 2018 yang bisa didownload pada link dibawah ini
dimohon untuk 4 file tersebut didownload semua karena merupakan satu kesatuan

Proposal dan TOR DAK bagian 1
Proposal dan TOR DAK bagian 2
Proposal dan TOR DAK bagian 3
Proposal dan TOR DAK bagian 4

Gizi Seimbang Sejak Persiapan Kehamilan, Cegah Kelainan Bawaan

Hari Kelainan Bawaan Sedunia atau yang dikenal dengan sebutan World Birth Defects Day diperingati setiap tanggal 3 Maret untuk meningkatkan kesadaran tentang hal-hal yang berkaitan dengan permasalahan terjadinya kelainan bawaan termasuk surveilans, pencegahan, pengobatan dan penelitian. Peringatan ini dimulai sejak tahun 2015 oleh WHO. Hal ini menunjukkan bahwa permasalahan kelainanbawaan harus mendapatkan perhatian khusus. Kelainan bawaan dapat diartikan sebagai kelainan yang terjadi sejak lahir. Kelainan bawaan terjadi akibat terhambatnya perkembangan janin dalam kandungan oleh faktor genetik atau faktor non genetik. Faktor genetik merupakan faktor keturunan yang diwariskan keluarga kepada bayinya. Sedangkan faktor non genetik dapat berupa faktor infeksi, faktor lingkungan, termasuk pola hidup sehat.Di Indonesia, berdasarkan SKDI tahun 2012, kelainan bawaan mempunyai kontribusi yang cukup besar sebagai penyebab kematian neonatal. Meskipun penyebab utama dari kelainan bawaan merupakan faktor genetik atau faktor keturunan, faktor infeksi dan faktor lingkungan. Namun sebenarnya banyak dari kelainan bawaan dapat dicegah. Sebagaimana disampaikan oleh Kementerian Kesehatan pada peringatan Hari Kelainan Bawaan tahun lalu, bahwa cegah cacat bawaan dengan menerapkan pola hidup sehat.Pentingnya kesadaran akan perlunya mencegah terjadinya kelainan bawaan didasarkan pada fakta bahwa kelainan bawaan menjadi penyebab kematian bayi baru lahir dan kecacatan fisik maupun mental. Pencegahan terjadinya kelainan bawaan perlu dilakukan sejak dalam masa mempersiapkan kehamilan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan menerapkan gizi seimbang.Gizi seimbang dapat diartikan bahwa makanan yang kita makan sesuai dengan kebutuhan tubuh kita, sehingga tidak terjadi kekurangan gizi maupun kelebihan gizi.Selain itu,dalam penerapkan gizi seimbang kita perlu memperhatikan keragaman makanan yang konsumsi, perilaku hidup bersih, aktivitas fisik serta menjaga berat badan normal.Keragaman makanan yang dikonsumsi berarti perlu mengkonsumi makanan dari masing-masing jenis makanan yaitu makanan pokok (nasi, ketela, roti,gandum,dsb),lauk pauk (tempe, tahu, ayam, ikan, daging, dsb),sayur dan buah sesuai dengan kebutuhan tubuhnya. Ibu yang mempersiapkan kehamilan dapat berkonsultasi dengan tenaga gizi di Puskesmas untuk membantu perencanaan makanan yang perlu dikonsumsi agar sesuai dengan kebutuhan tubuhnya. Beberapa contoh perilaku hidup bersih dalam kehidupan sehari-hari adalah selalu mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir pada saat akan makan,menyiapkan makanan,setelah buang air; membuang sampah pada tempatnya,menutup makanan yang disjaikan, mengganti sprei secara rutin.Selain hal tersebut diatas, ibu yang mempersiapkan kehamilan perlu rutin melakukan aktivitas fisik seperti berjalan kaki, mengerjakan pekerjaan rumah tangga maupun melakukan olahraga. Untuk mempertahankan dan memantau berat badan normal ibu dalam mempersiapkan kehamilan dapat melakukannya dengan indikator Indeks Masa Tubuh (IMT). IMT dihitung berdasarkan rumus Berat Badan (dalam kilogram)/ Tinggi Badan2 (dalam meter). IMT bagi orang dewasa dikatakan normal apabila dalam rentang 18,5-25,0. Bagi Ibu hamil pemantauan berat badan normal dapat dilakukan dengan pemeriksaan rutin kepada tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan seperti Puskesmas dan Rumah Sakit.Dengan menerapkan gizi seimbang mulai persiapan kehamilan, diharapkan status gizi ibu pada saat memulai kehamilan dalam kondisi baik. Penerapan gizi seimbang yang telah dilakukan sejak mempersiapkan kehamilan harus terus dilakukan dalam masa kehamilan, sehingga perkembangan janin tidak terhambat dan tidak menyebabkan kelainan bawaan.Referensi:1. Pedoman Gizi Seimbang. Kementerian Kesehatan RI. 20142. 3 Maret: Hari Kelainan Bawaan Sedunia Cegah Bayi Lahir Cacat dengan Pola Hidup Sehat. Jakarta, 3 Maret 2016. Kementerian Kesehatan RI. (diakses pada laman http://www.depkes.go.id/pdf.php?id=16030300001, pada tanggal 18 Februari 2017)3. World Birth Defects Day. World Health Organization. (Diakses pada laman http://www.who.int/life-course/news/events/world-birth-defects-day/en/,pada tanggal 18 Februari, 2017)Kontributor by Adminkes Grabag I (Retno Mariani,S.KM)