Kampanye TOSS TBC, Dinas Kesehatan Kab. Magelang Gelar Cek Kesehatan Gratis (CKG) – Temukan, Obati, Sampai Sembuh)

Kampanye TOSS TBC diselenggarakan serentak di 8 provinsi prioritas, Kampanye TOSS TBC di Kabupaten Magelang dilaksanakan di Pasar Muntilan, dengan sasaran warga Pasar Muntilan sebanyak 176 peserta, (09/10 /2025). Tujuan dilaksanakan kegiatan ini adalah untuk deteksi dini kesehatan melalui skrining kesehatan, kemudian setelah ditemukan kasus khususnya TBC maka akan diobati sampai  sembuh .

Kegiatan kampanye TOSS TBC dihadiri oleh Plt. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang, dr Lies Pramudiyanti, MM., Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang, dr. Oktora Kunto Eddy, MM., Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, Aji Bau, SKM., MM., beserta jajarannya.

Kegiatan Kampaye TOSS TBC ini melibatkan Dinas Kesehatan sebagai koordinator kegiatan, Tim Kesehatan Puskesmas Muntilan I, Puskesmas Muntilan II, Puskesmas Sawangan II , Puskesmas Mungkid sebagai pelaksana skrining kesehatan, dibantu Saka Bakti Husada (SBH) Pangkalan Dinkes Kabupaten Magelang, dan Tim Kesehatan Balkesmas Magelang sebagai pelaksana  Layanan Radiologi melalui Rontgen Paru-Paru terduga TBC. Kegiatan Kampanye TOSS TBC  di Pasar Muntilan berupa edukasi kesehatan tentang TBC melalui leaflet TBC, dan pemeriksaan kesehatan berupa cek Kesehatan gratis. Layanan pemeriksaan kesehatan gratis meliputi pengukuran tinggi badan, berat badan, lingkar perut, pemeriksaan gula darah, skrining terduga TB, pemeriksaan dahak, dan pemerikasan Rontgen Paru .

Sosialisasi Ca Cervix dan Pemberian Imunisasi Kejar HPV Pada Santri Pondok I’anatul Mujtahidin Kecamatan Tegalrejo Kabupaten Magelang

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memberikan rekomendasi penting kepada negara-negara untuk memasukkan vaksin Human Papillomavirus (HPV) ke dalam program imunisasi nasional. Vaksin HPV bertujuan untuk mengurangi risiko terinfeksi kanker Leher Rahim atau Serviks, yang merupakan kanker tertinggi kedua setelah kanker payudara pada perempuan. Adapun tujuan dari program vaksinasi ini adalah mencapai cakupan sebanyak 90% pada anak perempuan usia 15 tahun di tahun 2030. Pencapaian ini akan menjadi tonggak penting dalam upaya pencegahan kanker leher rahim, yang merupakan ancaman kesehatan serius pada perempuan.
Vaksin HPV merupakan vaksin yang diberikan untuk melindungi perempuan dari risiko terinfeksi virus HPV (Human Papillomavirus) sejak dini, penyebab utama kanker leher rahim atau serviks. Namun, pemberian vaksin saja tidak cukup, jika tidak disertai dengan edukasi perilaku serta informasi yang komprehensif mengenai skrining, diagnosis, dan tata laksana penyakit ini. Pendekatan ini membantu membangun pemahaman yang lebih baik tentang pencegahan dan penanganan kanker leher rahim. Dengan tujuan menurunkan angka kanker leher rahim menjadi 4 per 100.000 penduduk per tahun pada tahun 2030, sasaran utama program ini adalah anak perempuan berusia 9-14 tahun. Cakupan program imunisasi HPV yang luas akan menjadi kunci keberhasilan dalam upaya mengurangi beban penyakit, serta melindungi generasi mendatang dari risiko masalah kesehatan serius.
Kementerian Kesehatan merekomendasikan vaksin HPV diberikan pada anak perempuan mulai usia 9 tahun dengan dosis sebagai berikut : Satu atau dua dosis dalam selang waktu 6-12 bulan bagi anak usia 9-14 tahun dan Satu atau dua dosis dalam selang waktu 6 bulan bagi remaja usia 15-20 tahun. Kebijakan dan strategi pelaksanaan pemberian vaksin HPV menyediakan layanan yang merata. Program ini dilaksanakan tahunan dengan melibatkan berbagai tingkat pelaksanaan, mulai dari pusat hingga pelaksana lapangan, di bawah koordinasi Tim Pembina Usaha Kesehatan Sekolah/Madrasah (TP UKS/M) melalui kegiatan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS). Pemberian vaksin HPV tidak terbatas hanya bagi anak-anak yang bersekolah di lembaga pendidikan formal, tapi juga anak-anak yang tidak bersekolah atau putus sekolah. Program ini berupaya menjangkau seluruh lapisan masyarakat yang rentan melalui posyandu, puskesmas, dan tempat berkumpulnya anak-anak. Salah satu sasaran anak tidak sekolah akan tetapi sedang melaksanakan kegiatan pembelajaran keagamaan melalui lembaga pendidikan non formal di Kabupaten Magelang adalah santri pondok pesantren. Sebanyak 13 anak usia 12 tahun atau setara kelas 6 dan 74 anak usia 15 tahun atau setara kelas 9 telah diberikan Imunisasi Kejar HPV. Mari kita sukeskan pencegahan Kanker Leher Rahim atau Serviks sejak dini.

Pertemuan Evaluasi Monitoring Cakupan Imunisasi Rutin dan Antigen Baru untuk Pencegahan Zero Dose dan Peningkatan Cakupan Imunisasi di Kabupaten Magelang

Anak Zero Dose didefinisikan sebagai anak yang tidak mendapatkan imunisasi rutin yang jumlahnya diperkirakan berdasarkan selisih cakupan imunisasi DPT1 dengan jumlah sasaran. Pada tahun 2024, tercatat terdapat 973.378 anak zero dose di Indonesia dan Provinsi Jawa Tengah berkontribusi sebanyak 40.863 anak (Data Kombinasi ASIK dan Manual 2024). Cakupan imunisasi hingga bulan Agustus 2025 belum mencapai target imunisasi rutin (66%) dan antigen baru (64%), dimana cakupan DPT1 baru mencapai 34%, imunisasi dasar lengkap (IDL) berjumlah 42%. Pada indikator antigen baru, PCV2 baru mencapai 35,47% dan RV3 sebesar 27,29%. Hal ini menggambarkan potensi kenaikan jumlah anak Zero Dose tahun 2025.
Berdasarkan laporan ASIK hingga Agustus 2025, jumlah anak zero dose yang mendapatkan imunisasi kejar di Kabupaten Magelang sebanyak 6 anak (0.38%), oleh karena itu diperlukan pendekatan lain sebagai strategi untuk menurunkan jumlah anak Zero Dose.
CHAI (Clinton Health Access Initiative) mendukung Kementerian Kesehatan pada progam imunisasi khususnya penurunan angka zero dose dan peningkatan cakupan antigen baru. Bentuk dukungan CHAI diantaranya adalah memfasilitasi evaluasi cakupan imunisasi, review ketersediaan vaksin dan logistik imunisasi. Tujuan kegiatan ini adalah

  1. Mengevaluasi cakupan imunisasi rutin, antigen baru dan pasokan logistik tahun 2025.
  2. Menganalisa tantangan dan pembelajaran dalam pelaksanaan imunisasi antigen baru dan menyusun strategi peningkatkan cakupan imunisasi tahun 2025.
    Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 21 Oktober 2025 dengan peserta Koordinator Imunisasi Puskesmas dan Petugas Administrasi Aplikasi Sehat Indonesiaku (ASIK) Puskesmas.
    Rencana tindak lanjut pertemuan ini adalah :
  3. Memvalidasi cakupan hasil pelayanan imunisasi Januari – Oktober 2025 bersama dengan bidan desa/vaksinator kemudian melaporkan hasil validasi, selambatnya sebelum pertemuan evaluasi yang akan dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang.
  4. Bersama PJ ASIK menyampaikan feedback input ASIK per desa terhadap antigen yang belum lengkap (Ringkasan Bayi & Baduta pada Tabel Bantu) dan menyampaikan kepada masing-masing bidan desa/penanggung jawab/vaksinator.
  5. Melakukan monitoring penginputan ASIK. Memastikan penginputan menyertakan NIK atau Pos imunisasi baik melalui imunisasi rutin atau riwayat.
  6. Korim mengagendakan imunisasi kejar berdasarkan hasil identifikasi anak yang belum imunisasi dari tabel bantu ASIK.
  7. Membuat catatan khusus untuk cakupan luar wilayah dan faskes swasta
  8. Melaporkan semua hasil pelayanan imunisasi (termasuk sasaran luar wilayah) dan secara kumulatif pelaporan data manual Kemenkes setiap bulan.
  9. Kordinator Imunisasi melakukan update mikroplaning paling tidak 3 bulan sekali dengan melibatkan lintas program.