Sri Ratnani Khasanah “Mbak Nana” Juara 1 Tenaga Kesehatan Teladan Tingkat Provinsi Jawa Tengah 2025.

Sri Ratnani Khasanah,S.Kep., Ners. – Puskesmas Mungkid Kab. Magelang

Sri Ratnani Khasanah “Mbak Nana” Juara 1 Tenaga Kesehatan Tingkat Provinsi Jawa Tengah 2025.

Untuk memberikan apresiasi dan motivasi kepada tenaga kesehatan yang berprestasi, serta mendorong peningkatan kualitas pelayanan kesehatan dan inovasi Dinas kesehatan Provinsi Jawa Tengah mengadakan lomba tenaga medis dan tenaga kesehatan teladan tingkat Provinsi tahun 2025.

Sri Ratnani Khasanah, S.Kep., Ners (Perawat Puskesmas Mungkid Kabupaten Magelang) berhasil meraih Peringkat 1 Tenaga Kesehatan Teladan Tingkat Provinsi Jawa Tengah Tahun 2025 dengan Kategori Tenaga Kesehatan inovatif di Puskemas. Inovasi yang diusung Mbak Nana adalah Komitmen Peduli Kesehatan Jiwa Supaya Masyarakat Aman Tentram Bahagia atau disingkat menjadi “Kopi Siji Ben Manteb”. Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang memberikan apresiasi yang setinggi-tingginnya atas prestasi yang sudah dicapai, harapannya bisa memicu tenaga kesehatan lainnya di Kab. Magelang untuk melakukan inovasi bidang kesehatan.

Penghargaan diserahkan langsung oleh Gubernur Jawa Tengah Komjen Pol (Purn) Drs. Ahmad Luthfi, S.H., S.St.M.K. pada upacara peringatan Hari Ulang Tahun Jawa Tengah ke 80 tgl 19 Agustus 2025 di lapangan Kawasan Industri Terpadu Batang didampingi Tim Bidang Sumber Daya Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang.

Sosialisasi dan Evaluasi Kematangan Inovasi di Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang

Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang menyelenggarakan kegiatan Sosialisasi dan Evaluasi Kematangan Inovasi yang diikuti oleh jajaran internal Dinas Kesehatan, Kepala Puskesmas se-Kabupaten Magelang, Kepala Instalasi Farmasi, Kepala Labkesmas serta Bappeda dan Litbangda Kabupaten Magelang. Kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat komitmen bersama dalam mengembangkan dan meningkatkan kualitas inovasi di bidang kesehatan, sejalan dengan tuntutan transformasi layanan primer dan transformasi teknologi kesehatan.

Acara dibuka secara resmi oleh Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang, dr. Oktora Kunto Edhy, M.M.  Dalam sambutannya, beliau menekankan pentingnya menciptakan inovasi yang mampu menjawab kebutuhan masyarakat serta mendukung efektivitas dan efisiensi pelayanan kesehatan. Inovasi bukan sekadar ide, namun harus menjadi solusi nyata untuk memudahkan pelayanan dan meningkatkan kualitas kerja.

Dalam kesempatan ini, Ketua DPRD Kabupaten Magelang, Bapak Sakir, S.Sos mengingatkan bahwa di tengah keterbatasan anggaran, sumber daya manusia, waktu serta tantangan yang semakin kompleks, inovasi menjadi kunci keberhasilan dalam pembangunan kesehatan daerah. Menurutnya keterbatasan bukan alasan untuk berhenti berinovasi, justru menjadi pemicu untuk berpikir kreatif dan mencari terobosan.

Berdasarkan hasil inventarisasi, tercatat sebanyak 52 inovasi di lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang dengan tingkat kematangan yang bervariasi. Inovasi-inovasi tersebut diharapkan dapat terus dikembangkan dan direplikasi sehingga memberikan manfaat nyata bagi peningkatan derajat kesehatan masyarakat.

Melalui kegiatan ini, diharapkan seluruh unit kerja di lingkungan Dinas Kesehatan dan Puskesmas semakin termotivasi untuk mengembangkan inovasi yang relevan, adaptif, dan berkelanjutan demi meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Magelang.

KICK OFF CEK KESEHATAN GRATIS ANAK SEKOLAH

KICK OFF CEK KESEHATAN GRATIS ANAK SEKOLAH

Advokasi, Sosialisasi, Dan Koordinasi Pelaksanaan Bulan Imunisasi Anak Sekolah

Dan Tidak Sekolah Di Kabupaten Magelang

DAN TIDAK SEKOLAH DI KABUPATEN MAGELANG

Salah satu upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam bidang kesehatan adalah upaya pembinaan anak usia sekolah melalui Usaha dilaksanakan Kesehatan Sekolah/Madrasah untuk meningkatkan (UKS/M). UKS/M mutu pendidikan dan prestasi belajar peserta didik melalui Trias UKS/M yang meliputi pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan, dan pembinaan lingkungan sekolah sehat. Salah satu pelayanan kesehatan dalam kegiatan UKS/ M adalah pemberian imunisasi melalui kegiatan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) yang dilaksanakan untuk meningkatkan derajat kesehatan anak sekolah dan melindungi dari PD3I dan Kanker Leher Rahim yang dapat menyebabkan disabilitas dan kematian. Setiap anak usia sekolah harus dipastikan memiliki riwayat imunisasi rutin lengkap, tidak hanya imunisasi pada saat bayi dan dibawah usia dua tahun, tetapi juga harus dilengkapi dengan imunisasi lanjutan pada anak usia sekolah tingkat dasar.

Sebanyak 95% kanker leher rahim disebabkan oleh infeksi human papilloma virus (HPV) dan biasanya terjadi pada perempuan usia reproduksi. Ada lebih dari 100 tipe HPV dan sekitar 40 tipe dapat menginfeksi area genital. Tipe yang paling sering menyebabkan kanker leher rahim, kanker vulva vagina, pre-kanker anal, kanker penis dan kanker orofaring adalah tipe 16 dan 18 sedangkan tipe 6 dan 11 paling sering menyebabkan kutil kelamin. Kanker tersebut dapat dicegah dengan imunisasi HPV.

Dengan mempertimbangkan tingginya beban penyakit tersebut dan telah tersedianya vaksin HPVyang aman untuk mencegah penyakit tersebut, maka akan dilakukan penambahan vaksin baru, yaitu vaksin HPV ke dalam program BIAS kepada kelas 5 SD/MI atau sederajat atau imunisasi kejar kelas 9 atau sederajat melalui Pemberian imunisasi HPV.

Pemberian imunisasi pada peserta didik di Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah/bentuk lain yang sederajat dilaksanakan setiap tahunnya pada bulan Agustus untuk imunisasi Campak Rubela dan HPV serta bulan November untuk imunisasi DT dan Td.

Pertemuan Koordinasi Program Imunisasi

Pada tanggal 1 Agustus 2025 dilaksanakan Pertemuan Koordinasi Program Imunisasi oleh Dinas Kesehatan Kab. Magelang dengan Koordinator Imunisasi di 29 Puskesmas sebagai upaya dalam Penjangkauan anak Zero Dose Imunisasi, Drop Out Imunisasi, Persiapan Pelaksanaan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS), dan Sepekan Mengejar Imunisasi (PENARI).

Cakupan imunisasi DPT1 di Kabupaten Magelang (68%) tahun 2024 belum mencapai target berdasarkan laporan pada Aplikasi Satu Sehat, dengan jumlah anak zero dose sebanyak 1.572 di Kabupaten Magelang. Sampai dengan bulan Mei 2025, jumlah anak yang belum mendapatkan DPT1 di Kabupaten Magelang adalah 6.122 anak yang bila tidak diintervensi akan menjadi zero dose tahun 2025. Kegiatan Identifikasi Anak Zero Dose melalui Survei Cepat Komunitas (SCK) dan Koordinasi Lintas Sektor dalam Penjangkauan Anak Zero Dose di Kabupaten telah dilaksanakan bersama dengan Organisasi Non Pemerintah CHAI sebagai upaya strategis untuk memastikan tidak ada anak yang terlewat dari layanan imunisasi.

BIAS yang dilaksanakan setiap tahun pada Bulan Agustus dan November merupakan layanan imunisasi yang menjadi bagian dari Upaya Kesehatan Sekolah (UKS) guna peningkatan mutu pendidikan dan prestasi belajar melalui perilaku hidup bersih dan sehat, menciptakan lingkungan yang sehat serta meningkatkan derajat kesehatan anak sekolah. kegiatan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) yang dilaksanakan untuk melindungi Anak Sekolah dari PD3I dan Kanker Leher Rahim pada anak perempuan kelas 5 SD, 6 SD dan kelas 9 yang dapat menyebabkan disabilitas dan kematian. Pemberian imunisasi pada peserta didik di Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah/bentuk lain yang sederajat dilaksanakan setiap tahunnya pada bulan Agustus untuk imunisasi Campak Rubela dan HPV serta bulan November untuk imunisasi DT dan Td. Hasil pelayanan imunisasi BIAS dicatat dan dilaporkan dengan melakukan penginputan ke dalam Aplikasi Satu Sehat dan melakukan penginputan setiap transaksi vaksin dan logistik imunisasi ke dalam aplikasi SMILE.

Saat sambutan pembukaan pertemuan, Ibu Plt Kepala Dinas Kesehatan dr. Lies Pramudiyanti, M.M mengharapkan dari Kegiatan ini dapat memperkuat kolaborasi antara tenaga kesehatan, kader, serta unsur lintas sektor dalam menemukan, menjangkau, dan memastikan seluruh anak memperoleh haknya untuk mendapatkan imunisasi lengkap dan tepat waktu.

SPELING KINI HADIR MELAYANI KESEHATAN MASYARAKAT DI KABUPATEN MAGELANG

Dalam rangka meningkatkan aksesibilitas dan pemerataan pelayanan kesehatan spesialistik bagi masyarakat di wilayah terpencil, perbatasan dan daerah yang kekurangan dokter spesialis, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menginisiasi program Layanan Dokter Spesialias Keliling (SPELING). Program ini sebagai salah satu program prioritas Gubernur Jawa Tengah, Drs. Ahmad Luthfi, SH, S.St.M.K. melalui Surat Edaran Gubernur Jawa Tengah Nomor 400.7/0004246 Tahun 2025 tentang Dukungan terhadap Program Gubernur Jawa Tengah “Layanan Dokter Spesialis Keliling (SPELING)”.

SPELING merupakan program pelayanan kesehatan spesialis yang mendekat mendatangi masyarakat, sehingga masyarakat tidak harus datang ke rumah sakit. Kabupaten Magelang sangat mendukung program tersebut dengan mengerahkan dokter spesialis dari rumah sakit di Kabupaten Magelang, baik rumah sakit pemerintah maupun swasta. Selain rumah sakit, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang, Kecamatan, Polsek, Koramil, Pemerintah Desa, kader PKK desa dan kader kesehatan di desa sangat berperan dalam memfasilitasi pelaksanaan pelayanan SPELING ini.

Sampai dengan tanggal 29 Juli 2025, Kabupaten Magelang telah melaksanakan layanan SPELING di 7 desa yaitu Desa Rejosari Kecamatan Bandongan, Desa Ngepanrejo Kecamatan Bandongan, Desa Banyuwangi Kecamatan Bandongan, Desa Kaponan Kecamatan Pakis, Desa Banyusidi Kecamatan Pakis, Desa Sukorejo Kecamatan Tegalrejo dan Desa Candisari Kecamatan Windusari. Adapun Rumah Sakit yang telah memberikan pelayanan SPELING antara lain  RSUD Merah Putih, RSUD Candi Umbul, RSU N-21 Gemilang serta bekerjasama dengan Balkesmas Wilayah Magelang.

Antusias masyarakat sangat tinggi terhadap program SPELING ini. Sebanyak 753 orang sudah mendapatkan layanan dokter spesialis secara gratis. Layanan yang diberikan meliputi cek kesehatan gratis (CKG) oleh puskesmas, pemeriksaan poli penyakit dalam oleh dokter spesialis penyakit dalam (Sp PD), pemeriksaan ANC ibu hamil oleh dokter spesialis obgyn (Sp OG), pemeriksaan kesehatan jiwa oleh dokter spesialis kesehatan jiwa (Sp KJ), pemeriksaan poli anak oleh dokter spesialis anak (Sp A) dan pemeriksaan IVA test bagi wanita usia subur.

Dalam sambutannya Camat Pakis, Rahmat Pambudi, S.STP,MM berharap agar masyarakat dapat memanfaatkan layanan SPELING dengan baik. Kepala Desa Kaponan menyambut baik kegiatan SPELING karena dapat mendekatkan masyarakat yang membutuhkan pengobatan dokter spesialis.

“Kami merasa terbantu dengan program SPELING ini, merasa senang dan bahagia karena akses dokter spesialis bisa lebih dekat tanpa harus ke rumah sakit di kota. Semoga dengan adanya SPELING ini masyarakat bisa menjadi lebih sehat dan lebih peduli lagi dengan kesehatan”, ucap salah seorang warga penerima layanan SPELING. Program SPELING menjadi contoh baik kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat dalam membangun sistem kesehatan yang lebih merata, membuka ruang  baik rumah sakit pemerintah maupun swasta untuk terlibat sebagai mitra pengabdian. Serta mengajak tokoh-tokoh masyarakat untuk menyebarluaskan informasi dan memastikan keberlanjutan partisipasi warga.

PENDAMPINGAN PENERAPAN MY VILLAGE MY HOME (MVMH) SEBAGAI MEDIA PENJANGKAUAN IMUNISASI DI POSYANDU MAWAR II DUSUN TABAKWARU DESA SOROYUDAN KECAMATAN TEGALREJO KABUPATEN MAGELANG

Jawa Tengah merupakan salah satu wilayah dengan jumlah anak yang tidak mendapatkan imunisasi (zero dose) cukup tinggi. Tahun 2024, terdapat 40.863 anak zero dose yang ditandai dengan belum mendapatkan imunisasi DPT 1. Cakupan imunisasi DPT1 di Kabupaten Magelang (68%) tahun 2024 belum mencapai target berdasarkan laporan ASIK, dengan jumlah anak zero dose sebanyak 1.572 di Kabupaten  Magelang. Sampai dengan bulan Mei 2025, jumlah anak yang belum mendapatkan DPT1 di Kabupaten Magelang adalah 6.122 anak yang bila tidak diintervensi akan menjadi zero dose tahun 2025. Data ini menunjukkan bahwa upaya pelaksanaan imunisasi kejar pada anak zero dose masih perlu ditingkatkan secara signifikan.

Analisa masalah telah dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan bekerjasama dengan CHAI (Clinton Health Access Initiative) untuk memahami faktor pendukung dan penghambat kegiatan imunisasi, didapatkan bahwa terdapat kelompok masyarakat yang masih menolak imunisasi karena faktor kepercayaan dan kurangnya dukungan ayah/suami agar anak mendapatkan imunisasi. Hal lain yang mendukung terjadinya Zero Dose adalah pencatatan pelaporan yang kurang tertata rapi dari hasil layanan Desa s/d Puskesmas. Dapat diasumsikan bahwa sasaran tersebut sudah diberikan layanan imunisasi akan tetapi belu tercatat ataupun belum diberikan layanan imunisasi karena berbagai alasan sasaran. Hal ini membutuhkan sarana pencatatan pelaporan yang bagus dari level Desa s/d Puskesmas. Sebagai alat bantu pencatatan yang dapat diterapkan di Desa adalah MVMH, Kantong Imunisasi, dll.

Oleh karena itu diperlukan kegiatan Pendampingan Penerapan My Village My Home (MVMH) dalam upaya Penjangkauan Anak Zero Dose di Kabupaten sebagai upaya strategis untuk memastikan tidak ada anak yang terlewat dari layanan imunisasi. Kegiatan ini menyertakan Koordinator Imunisasi beserta Kader Kesehatan. Dan Bidan Desa di Puskesmas Tegalrejo. Kegiatan ini diharapkan dapat memperkuat kolaborasi antara tenaga kesehatan, kader, serta unsur lintas sektor dalam menemukan, menjangkau, dan memastikan seluruh anak memperoleh haknya untuk mendapatkan imunisasi lengkap dan tepat waktu.

Kegiatan ini akan dilaksanakan secara tatap muka dan studi lapangan pada hari Senin Tanggal 21 Juli 2025. Peserta kegiatan adalah Tim Surveilans Imunisasi Dinas Kesehatan, Kepala Puskesmas Tegalrejo. Koordinator Imunisasi dan perwakilan 1 (satu) kader Kesehatan per Puskesmas, Kader Posyandu Mawar II Dusun Tabakwaru, dan Bidan Desa Puskesmas Tegalrejo, TP PKK Desa Soroyudan dan Perangkat Desa Soroyudan Kecamatan Tegalrejo. Metode kegiatan dilaksanakan melalui metode presentasi, kunjungan lapangan, studi kasus, dan diskusi.

PENGUATAN TIM GERAK CEPAT PUSKESMAS DAN RUMAH SAKIT DALAM PENANGANAN SAMPEL KERACUNAN MAKANAN DI KABUPATEN MAGELANG

Tim Gerak Cepat (TGC) Puskesmas terdiri dari beberapa lintas program seperti Petugas Surveilans, Dokter, Petugas Kesehatan Lingkungan, Petugas Laboratorium, Petugas Promosi Kesehatan, dan sebagainya sesuai dengan kebutuhan.

Tim Gerak Cepat (TGC) di puskesmas merupakan unit fungsional yang dibentuk khusus untuk memberikan respons segera terhadap kejadian luar biasa (KLB), baik KLB penyakit menular maupun keracunan makanan. TGC memegang peranan vital dalam melakukan deteksi dini, penilaian situasi, investigasi lapangan, serta pelaporan dan penanganan awal KLB, sehingga potensi penyebaran dapat diminimalisir.

Dalam kasus KLB keracunan makanan, TGC bertanggung jawab menjalankan investigasi epidemiologi secara cepat dan akurat. Proses ini meliputi pengumpulan data kasus, wawancara korban, pengambilan sampel makanan atau sisa makanan, serta koordinasi lintas sektor terkait. Seluruh temuan wajib dicatat dan dilaporkan sesuai standar operasional yang berlaku, agar tindakan pengendalian KLB bisa segera diimplementasikan dan dampak kejadian tidak meluas.

Selain puskesmas, rumah sakit juga memegang peranan penting dalam penanganan KLB keracunan pangan. Rumah sakit berperan dalam mendeteksi secara dini adanya clustering kasus dengan gejala khas keracunan makanan, mencatat dan melaporkan kasus ke Dinas Kesehatan atau Puskesmas dalam waktu 1×24 jam, serta memberikan pelayanan medis darurat kepada pasien. Di samping itu, rumah sakit menjadi mitra utama dalam mendukung proses investigasi dengan menyediakan data kasus, memfasilitasi wawancara pasien, dan membantu pengambilan serta pelaporan spesimen klinis. Kolaborasi antara TGC puskesmas dan petugas surveilans rumah sakit sangat krusial untuk memastikan kecepatan respons dan akurasi penanganan KLB.

Meski demikian, pelaksanaan di lapangan masih menghadapi tantangan berupa ketimpangan pemahaman serta kapasitas antarpetugas mengenai peran dan mekanisme kerja TGC. Untuk itu, diperlukan kegiatan koordinasi dan revitalisasi, baik dalam bentuk pertemuan teknis maupun pelatihan, guna menyelaraskan pemahaman, memperkuat koordinasi lintas unit, serta meningkatkan kemampuan investigasi dan pelaporan KLB, khususnya kasus keracunan makanan.

Pada tahun 2024, Kabupaten Magelang mencatat sebanyak 7 kasus KLB keracunan makanan yang tersebar di beberapa kecamatan. Sementara itu, hingga bulan Juli tahun 2025, telah terjadi 4 kasus KLB keracunan makanan. Data ini menunjukkan pentingnya kesiapsiagaan dan respons cepat yang harus terus ditingkatkan oleh Tim Gerak Cepat di setiap puskesmas maupun jejaring rumah sakit.

Oleh karena itu dibutuhkan penguatan peran tenaga Kesehatan Lingkungan dan Laboratorium dalam penanganan sampel Keracunan Makanan sebagai salah satu upaya penanganan Kejadian Luar Biasa/ KLB.

CEK KESEHATAN GRATIS (CKG) DI SEKOLAH RAKYAT MENENGAH ATAS (SRMA) MAGELANG  DI KABUPATEN MAGELANG

Bupati Magelang Grengseng Pamuji, secara resmi membuka Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 15 Magelang di Tegalrejo dan Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 43 Magelang di Salaman. Dalam peresmian Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA)  15 dan 43 Magelang, Bupati Magelang didampingi Kepala Dinas Sosial PPKB PPPA Kabupaten Magelang, Bela Pinarsi,S.H.,M.M, Plt. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang, dr. Lies Pramudiyanti,M.M, dan perwakilan dari Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah, dr. Irma Makiah, jajaran Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan, Kepala Puskesmas Tegalrejo, Salaman 1 dan Salaman 2. Dalam sambutannya, Bupati Grengseng Pamuji menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah terlibat dan mendukung dalam pendirian sekolah tersebut. Beliau menegaskan bahwa Sekolah Rakyat bukan hanya institusi pendidikan, tetapi simbol harapan dan tempat tumbuhnya karakter, kreativitas, serta cita-cita anak-anak Magelang menuju masa depan cerah.

Kegiatan Cek Kesehatan Gratis (CKG) Anak Sekolah di Sekolah Rakyat  merupakan kegiatan  dalam rangka untuk mengetahui kondisi kesehatan siswa karena mereka akan tinggal bersama di asrama yang berpotensi menjadi media transmisi penyakit menular jika tidak diantisipasi. Bagi mereka yang hasil kesehatannya kurang bagus akan diobati terlebih dulu hingga sembuh. Dalam mendukung keberhasilan Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 15 Magelang di Tegalrejo dan Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 43 Magelang di Salaman  maka Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang melalui  puskesmas di wilayah Sekolah Rakyat di wilayah Kabupaten Magelang yaitu Puksemas Salaman I, Puskemas Salaman II dan Puskesmas Tegalrejo melaksanakan Cek Kesehatan Gratis (CKG) Anak Sekolah  bagi Siswa Sekolah Rakyat.

Kegiatan ini bertujuan agar siswa yang masuk Sekolah Rakyat status Kesehatan siswa terdeteksi apakah siswa dalam keadaan sehat atau sebaliknya. Pelaksanaan CKG dilaksanakan pada hari Senin tanggal 14 Juli 2025 di Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 15 Magelang  di Tegalrejo sebanyak 50 siswa dan Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 43 Magelang di Salaman sebanyak 100 siswa . Tahapan dalam pemeriksaan Anak Sekolah Rakyat meliputi; Skrining Riwayat Kesehatan dan  Pengisian Kuesioner Skrining Kesehatan, Skrining Gizi, Tekanan Darah dan Anemia, Skrining Telinga dan Mata, dan Skrining Kebugaran. Dengan adanya kegiatan CKG Anak Sekolah   diharapkan Siswa Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) di Kabupaten Magelang dalam kondisi sehat sehingga aktifitas belajar mengajar dapat berjakan lancar.

Penjemputan Jemaah Haji Kabupaten Magelang Tahun 2025

Pada bulan Juli 2025, dalam rangka menyambut kepulangan jemaah haji Kabupaten Magelang, Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra) bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang melaksanakan penjemputan kepulangan jemaah haji 1446 H/ 2025 M. Penjemputan ini tidak hanya sekadar menyambut jemaah, tetapi juga memastikan kesehatan jemaah selama perjalanan kembali ke tanah air.

Jamaah Haji Kabupaten Magelang tahun 2025 sejumlah 1.118 orang terbagi dalam 5 kloter yakni Kloter 74 : 85 Jamaah, Kloter 80 : 18 Jamaah, Kloter 81 : 348 jamaah, Kloter 82 : 351 Jamaah dan Kloter 83 : 316 Jamaah.

Pelayanan Kesehatan dan Ambulans:
Dinas Kesehatan menyiapkan layanan ambulans yang siap memberikan pertolongan pertama dan transportasi medis bagi jemaah haji yang membutuhkan. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mengantisipasi kondisi kesehatan yang mungkin terjadi selama perjalanan, mengingat beberapa jemaah haji memerlukan perhatian medis khusus setelah menunaikan ibadah haji.

Tim medis yang terdiri dari dokter, perawat, serta petugas kesehatan lainnya, akan bergabung dengan rombongan penjemput untuk memantau kesehatan jemaah selama perjalanan dari Asrama Haji Donohudan menuju Kabupaten Magelang. Tim medis juga akan memastikan bahwa jemaah yang membutuhkan penanganan medis lebih lanjut segera mendapatkan akses rujuk ke rumah sakit terdekat atau diantarkan langsung ke rumah jamaah haji.

Penyediaan Fasilitas Kesehatan:
Selain ambulans penjemput kepulangan jamaah haji di Asrama Haji Donohudan, fasilitas ambulans PSC juga disediakan di Pemda Kabupaten Magelang yang disiapkan untuk memberikan layanan kesehatan pertolongan pertama pada keluarga penjemput jamaah haji yang menunggu kedatangan jamaah haji di Pemda Kabupaten Magelang.

Dengan adanya kolaborasi yang solid antara Dinas Kesehatan dan lintas sektor, seluruh jemaah haji tahun 2025 Kabupaten Magelang tiba di Kabupaten Magelang dengan selamat, dan sehat setelah menunaikan ibadah haji.